Dalam
rangka meningkatkan kapasitas dan mutu pendidikan untuk Warga Negara Indonesia
di luar negeri, Kemdikbud mengadakan Rapat Koordinasi Sekolah Indonesia di Luar
Negeri (SILN) pada tanggal 1 s.d. 3 Agustus 2016 di Bogor, Jawa Barat. Kegiatan
tersebut dihadiri oleh Kepala Sekolah SILN yang tersebar di 15 (lima belas)
negara, diantaranya dari SILN di Bangkok, Beograd, Cairo, Davao, Den Haag,
Jeddah, Mekkah, Riyadh, Johor Baru, Kuala Lumpur, Kota Kinabalu, Moscow,
Singapura, Tokyo dan Yangoon.
Kepala
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan (PDSPK) Kemendikbud Bastari menyampaikan
dua tugas penting Kemendikbud yang diamanatkan Presiden Joko Widodo, yaitu
mengatasi kesenjangan melalui Program Indonesia Pintar serta meningkatkan
produktivitas generasi muda melalui beragam pendidikan vokasi.
“Kita
diamanatkan untuk meningkatkan akses pendidikan antara lain dengan cara
mengurangi dampak kesenjangan pendidikan yaitu melalui Kartu Indonesia Pintar
(KIP). Dan pendidikan vokasi diharapkan tidak hanya SMK saja tetapi juga ada
sekolah spesialisasi. Untuk mengoptimalkan pendidikan vokasi, tiap daerah juga
diharapkan menyesuaikan dengan potensi yang ada", kata Bastari dalam
sambutannya sekaligus membuka kegiatan tersebut.
Lebih
lanjut, Ia mengungkapkan harapannya agar para Kepala SILN di negara akreditasi
bisa mendapatkan informasi dan melihat bagaimana potensi yang bisa dikembangkan
di SILN yang berada di masing-masing negara akreditasi. Rakor SILN bertujuan
untuk menguatkan kapasitas pengelola pendidikan SILN, khususnya dalam beragam
program pendataan.
Selama
tiga hari, peserta diberikan materi terkait Data Pokok Pendidikan (Dapodik),
Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(NUPTK), Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN), Nomor Induk Siswa Nasional
(NISN).
Selain
itu, terkait penguatan kelembagaan, peserta diberikan materi berupa program
evaluasi dan akreditasi SILN. Terkait pengembangan kapasitas pendidik dan
peserta didik, para peserta juga diberikan materi pengembangan kompetensi Guru
dan peserta didik SILN, serta pengembangan dan implementasi kurikulum.
Tak
hanya pendidikan dasar dan menengah, rapat koordinasi SILN juga membahas
strategi penyelenggaraan dan pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan
Pendidikan Non formal di luar negeri.
Melanjutkan
rapat koordinasi Kepala Sekolah Indonesia di Luar Negeri, Biro Perencanaan dan
Kerjasama Luar Negeri mengadakan Seleksi Guru untuk SILN. Saat ini tercatat
kebutuhan sebanyak 31 (tiga puluh satu) orang guru dan empat orang tenaga
kependidikan untuk SILN. Calon Guru SILN yang lulus seleksi administrasi akan
diuji kompetensinya dengan serangkaian tes diantaranya tes psikologi, tes
pengetahuan dasar, tes kemampuan bahasa Inggris, serta tes kemampuan pedagogik
untuk tenaga pendidik. Diharapkan dari tes tersebut dihasilkan tenaga pendidik
dan kependidikan yang kompeten dan profesional.